Kamis, 12 Agustus 2010

Toko Angkot

"Beneran? Serius? ...."
Itulah yang pertama kali saya katakan ketika mendengar rencana orang tua saya untuk pindah ke kota Depok. Saya hanya bilang seperti itu, tapi di benak saya, banyak pikiran yang bermunculan. 'Sudah lama sekali aku tidak kesana.' 'Gimana kabarnya ya rumah yang di Depok?' 'Dvd playerku kan pernah dicuri disana!' 'Kalau begitu aku harus pindah sekolah' 'Harus cari teman-teman baru'. Ya, saya terus memikirkan omongan orang tua saya. Cukup bingung juga. Yang pasti, saya tidak langsung setuju dengan harapan mereka. Saya baru menghabiskan 1 tahun di SMP. Saya juga tak mau begitu saja meninggalkan teman-teman saya. Tapi, apa mau dikata? Itulah keputusan orangtua saya. Saya tidak bisa menolaknya.

Kesan pertama saya saat tiba di Depok: 'wow toko, ruko dan angkotnya banyak banget'
Saya benar-benar tercengang, banyak sekali toko yang ada di pinggir jalan disertai angkot-angkot yang mangkal di depannya. Saya mempunyai beberapa tanggapan dan saran untuk keduanya

Tentang ruko dan toko, bagus sih masyarakatnya sudah punya usaha sendiri, tapi yang menjadi masalah dan saya kurang suka melihatnya. Itu loh, tata letaknya tidak rapi. Saya biasanya tak selalu sadar bahwa saya sedang melihat ruko. Karena yang pertama kali menangkap perhatian saya itu yang banyak detail, warna warni, dan menjulang tinggi, saya lihat toko sampingnya kok sederhana sekali? Setelah dilihat dari jauh ternyata itu ruko toh, hmm. Oh ya, saya juga suka pusing kalau baca terlalu banyak iklan dan spanduk di toko-toko, saran saya jangan terlalu banyak pasang iklan/spanduk di depan toko anda, cukup pasang nama toko anda di depan, dan pikirkan gayanya. Orang akan suka jika mereka menemukan toko yang 'gaya mereka banget' dan otomatis akan menyempatkan waktunya untuk mengunjungi toko anda.

Nah ini tentang angkot. Benar-benar, kota Depok banyak angkotnya ya! Saya pernah dengar bahwa Depok adalah kota kedua yang mempunyai angkot terbanyak setelah Bogor. Pada awalnya saya enggan menggunakan angkot sebagai sarana transportasi, karena saya tidak terbiasa karena kota tempat tinggal saya sebelum pindah kesini tidak terlalu banyak angkotnya. Jadi saya hanya menaiki ojek kalau ingin pergi kemana-mana. Tapi akhirnya saya coba juga naik angkot.

Kesan pertama: susah. Saya bingung kenapa angkot banyak jurusannya, contoh: 04, 02, d11 bahkan 1 jurusan itupun masih terbagi dari beberapa jurusan lagi, contoh: angkot 02 jurusan depan atau dalam. Tersesat pun pernah saya alami. Akhirnya setelah saya coba, naik angkot itu lumayan gampang. Asal tahu jurusannya, tapi biasanya penumpang lain juga akan memberi tahu jika anda kebingungan. Penduduk Indonesia kan baik :) Lama-lama saya terbiasa naik angkot. Tak perlu bayar mahal lagi untuk sampai ketempat tujuan, apalagi jika saya memakai seragam sekolah, cukup Rp 1000,00 saja yang perlu saya ikhlaskan buat si abang supir angkot 02 yang biasa saya naiki.

Untuk penjual yang punya usaha toko dan supir angkot, kalian punya kesamaan, bahkan ini juga bisa untuk semua tipe pekerjaan anda. Saya hanya mencoba memberi saran seperti:
  1. Jangan saling mengejek penjual/penyupir lainnya
  2. Jangan saling merebut calon pelanggan/penumpang, anda pasti juga akan mendapat kesempatan
  3. Jangan cepat emosi bila teman di satu bidang anda membuat kesalahan yang tidak sengaja kepada anda. 
  4. Jangan anggap sepele pekerjaan anda. Angkot yang saya lewati pernah menabrak pembatas jalan ketika penyupir melihat ke arah belakang.
  5. Jangan berakting tertib bila ada petugas berkeliling. Menaati aturan pangkal keselamatan dan kesejahteraan. 
  6. Dan jangan mengotori lahan pekerjaan anda. Saya cinta bersih, Pak RT dan RW cinta bersih, walikota cinta bersih, presiden cinta bersih, masa' anda tidak? 
Ya! Begitulah saran saya, dijamin usaha anda akan sukses!

Setelah 1 tahun berada di kota Depok, saya telah familiar dengan kota ini. Saya juga semakin tau tempat-tempat di kota Depok, dan sesungguhnya, ada banyak sekali tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Saya pun tak ada masalah dengan teman lama saya, karena penggunaan situs jejaring sosial yang pesat, saya tak susah-susah lagi menghubungi mereka. Teman baru terus saya dapat, teman lama saya pertahankan!

7 komentar:

  1. Salam kenal..

    Tulisan yang bagus dan saya setuju sekali.. ;-)

    BalasHapus
  2. Halo salam kenal juga!
    Terimakasih ya senang ada orang yang berpikiran sama dengan saya :)

    BalasHapus
  3. Selamat ya, menulislah untuk orang dan lingkungan di sekelilingmu ...

    BalasHapus
  4. smpn 3 Depok.
    sip sip terima kasih yaa :)

    BalasHapus